Senin, 12 Maret 2012

Mayoritas Warga Kampung Ini Berjari Tiga



Sebuah kampung yang kebanyakan warganya cacat ditemukan di Dusun Ulutaue Desa Mario Kecamatan Mare Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Hampir semua penduduknya mengalami kelainan fisik yakni hanya berjari tiga, baik kaki maupun tangan. Kelainan ini dialami warga dari yang berusia bayi hingga para lanjut usia.

Salah seorang sesepuh kampung yang ditemui mengatakan kelainan fisik itu sudah terjadi turun temurun. Mereka bahkan sudah pasrah karena meyakini bahwa yang mereka alami itu sudah digariskan oleh nenek moyang.

"Ini sudah keturunan, mulai dari nenek kami begini semua. Keturunan kami yang lahir pasti begini semua. Walaupun ada yang normal tapi kalau ada anaknya, begini juga tangannya," kata Umbang, sesepuh kampung tersebut.

Di tengah keterbatasan itu mereka tetap menjalani kegiatan sehari-hari sebagai nelayan. Sebagian besar dari mereka hidup miskin. Mereka juga cenderung menutup diri dari dunia luar.

Mereka mengaku selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah setempat. Belum ada layanan kesehatan apalagi penelitian medis terkait kondisi turun temurun yang mereka alami itu.

Kurangnya perhatian itu dikeluhnya warga. "Kalau memang mau mestinya pemerintah datang menyembuhkan kami. Katanya ini penyakit gen, tapi mana buktinya sampai sekarang mereka tidak datang perhatikan kami," kata Ahmad, warga setempat.


[ Read More.. ]

Kamis, 08 Maret 2012

Infeksi Virus Hepatitis A Tidak Akan Berlanjut



Berjangkitnya infeksi hepatitis virus akut A di salah satu sekolah di Depok cukup mengagetkan. Meski demikian, merebaknya kasus virus hepatitis A tidak akan berlanjut jadi hepatitis B karena virusnya berbeda.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Ari F Syam, melalui surat elektronik, Kamis (10/11/2011), di Jakarta, hepatitis virus A tidak berlanjut jadi hepatitis B yang merupakan penyakit kronis dan bisa memicu sirosis atau pengerasan hati.

Oleh karena itu, kalau pernah divaksinasi oleh vaksin hepatitis B, tidak berarti juga sudah terlindungi dari  infeksi virus hepatitis A. "Tetapi bisa saja dalam satu kasus pasien mengalami dua macam infeksi, yaitu infeksi virus B dan juga hepatitis virus A," kata Ari menegaskan.

"Kita tahu bahwa infeksi hepatitis A merupakan infeksi yang endemis di masyarakat kita. Di akhir musim kemarau ini, saya sudah menangani beberapa kasus hepatitis A," kata dia.

Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A, ditularkan melalui makanan dan minuman dan juga melalui kontak langsung. Selain itu, hubungan seksual juga bisa menjadi penyebab penularan hepatitis A jika melakukan seksual secara anal atau oral.
Virus ini  terdapat pada feses pasien yang terinfeksi. Oleh karena itu, makanan dan minuman menjadi media utama penyebab penularan infeksi ini.

[ Read More.. ]

Gigi Ompong Berdampak Buruk Bagi Lambung



Masalah gigi ompong bukan hanya merusak penampilan seseorang, melainkan juga bisa menjadi pemicu gangguan penyakit, terutama pencernaan.
Menurut spesialis prosthodonsia dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Prof Dr drg Suzan Elias, seseorang dengan gigi ompong umumnya mempunyai masalah dengan lambung.
"Ibaratnya kalau kacang harus ditumbuk 10 kali, ini cuma sekali sudah ditelan. Jadi lambung tidak kuat. Oleh karena itu, pada orang yang giginya tidak benar, umumnya lambungnya juga tidak benar," katanya, saat acara Polident Adhesiv Cream Media Launch, Rabu (9/11/2011).
Suzan mengatakan, setiap individu yang kehilangan gigi (ompong) perlu suatu alat bantu untuk mengunyah makanan salah satunya dengan memasang gigi tiruan. Pasalnya, tanpa adanya suatu susunan gigi yang utuh, seseorang akan mengalami masalah saat proses mengunyah makanan. Akibatnya, apabila dibiarkan terus-menerus, akan berdampak buruk pada organ lambung.
"Tapi itu tidak terjadi seketika. Artinya, dalam jangka panjang, bukan jangka pendek. Oleh karena itu, setiap kehilangan gigi, sebaiknya dibuatkan penggantinya. Karena dengan ada penggantinya, pengunyahan akan lebih efektif," paparnya.
Menurut Suzan, ada dua jenis gigi tiruan yang dapat digunakan sebagai pengganti gigi yang ompong, yaitu gigi tiruan lepasan dan cekat. Kedua jenis gigi tiruan tersebut punya indikasi yang berbeda-beda. Pada gigi tiruan cekat, misalnya, indikasinya lebih terbatas karena harus mempunyai gigi pendamping di sebelahnya.
"Jenis ini bersifat permanen. Setelah kedua gigi sebelahnya diasah, selanjutnya gigi tiruan tersebut disemen dengan membuat jembatan ke gigi sebelahnya," katanya.
Sementara untuk pemasangan gigi tiruan lepas, tidak ada indikasi khusus dan pengerjaannya jauh lebih mudah, gampang dipasang, dan murah. Bahkan, menurut Suzan, gigi tiruan lepasan dapat digunakan oleh segala kelompok usia. Berbeda dengan gigi tiruan cekat, yang mempunyai batas usia minimal 17 tahun.
"Kalau yang lepasan siapa pun bisa karena tidak diasah giginya. Kita bilang ini crown extra-coronal (di luar) jadi tidak mengganggu," tambahnya.
Suzan menjelaskan, pada dasarnya ada 4 (empat) alasan penting yang mendasari mengapa orang dengan gigi ompong perlu untuk menggunakan gigi tiruan. Pertama, memperbaiki estetika. Kedua, memperbaiki pengunyahan. Ketiga, memperbaiki cara bicara dan keempat menjaga kelestarian jaringan sekitarnya.
"Jadi, kalau ada gigi yang ompong jangan dibiarkan. Harus diganti. Jika tidak, gigi yang lawannya akan turun akibat tidak mempunyai kontak. Begitu pula dengan gigi sebelahnya yang akan menyamping karena tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya," terangnya.
Suzan mengakui, sampai saat ini belum ada data pasti berapa jumlah pemakai gigi tiruan di Indonesia. Menurut dia, gigi tiruan bukanlah barang yang murah sehingga penggunaan gigi tiruan masih tergantung dari sejauh mana kemampuan masyarakat.
Mengingat pentingnya kebutuhan masyakarat akan gigi tiruan, Suzan berharap ke depan pemerintah membuat suatu program khusus untuk mereka yang membutuhkan gigi tiruan agar dapat memperoleh pengobatan di puskesmas. Dengan begitu, masyarakat tidak terlalu dibebani dan bisa menjangkaunya.
"Mungkin dengan menggunakan bahan seperti akrilik (yang tidak terlalu mahal). Jadi orang-orang yang memang perlu gigi tiruan bisa dengan mudah bikin di puskesmas. Tapi, sampai sekarang belum ada jawaban dari pemerintah," tandasnya.


[ Read More.. ]

Senin, 20 Februari 2012

Awas.. Susu Rendah lemak Sebabkan Jerawat


Ingin wajah mulus bebas jerawat? Anda sebaiknya hindari susu rendah lemak.
Susu rendah lemak (low fat) kabaranya bagus untuk orang yang sedang diet karena bisa mengurangi lemak dalam tubuh. Namun, efek samping susu jenis ini seringkali menimbulkan jerawat pada wajah kita.
Praktisi spesialis kulit, dr Larisa Paramitha, SpKK, mengatakan bahwa kandungan susu low fat malah bisa menimbulkan jerawat. “Factor timbulnya jerawat malah ada saat proses penghilangan lemak pada susu tersebut,” ujarnya pada Republika.
Jerawat, menurutnya, bukanlah sebuah penyakit alergi. Jerawat bukan karena alergi pada suatu makanan.
Namun, jerawat timbul karena produksi minyak di kulit, lebih dari biasanya. “Produksinya itu kental sehingga muncul ke permukaan kulit sebagai jerawat,” jelasnya.

[ Read More.. ]

Riset Buktikan Ringtone Ponsel Rusak Konsentrasi


Pastikan selalu untuk mengubah ringtone ponsel Anda menjadi mode diam (silent). Penelitian terbaru menemukan bahwa ringtone ponsel merusak konsentrasi saat seseorang sedang memecahkan masalah dalam pekerjaan, maupun saat ujian di sekolah/kuliah.
Para peneliti di Washington University di St Louis menyatakan bahwa ringtone ponsel telah mempengaruhi kinerja fungsi kognitif seseorang terutama saat ringtone ponsel berbunyi dengan lagu-lagu populer.
"Banyak yang menganggap ringtone ponsel di tempat umum menjadi gangguan yang menjengkelkan, namun studi ini menegaskan bahwa suara-suara gangguan tersebut berdampak pada kehidupan nyata," papar Jill Shelton, dilansir melalui Dailymail, Jumat (17/2).
Untuk membuktikannya, peneliti melakukan penelitian dengan meminta mahasiswa untuk duduk di tengah keramaian kelas dan membiarkan ponsel di tangannya terus berdering keras selama 30 detik.
Hasilnya, mahasiswa yang terpapar ringtone ponsel sebelum ujian mendapat nilai 25% lebih buruk dari yang tidak. Hasil nilai ujian buruk lebih dirasakan si pemiliki ponsel, karena kepanikan mereka untuk mencari tas dan berusaha untuk mematikan ponselnya.
Namun, yang paling mengejutkan, temuan yang dipublikasikan dalam Journal of Environmental Psychology ini juga menemukan mereka yang terpapar ringtone ponsel dengan lagu-lagu populer dan menyukai lagu tersebut lebih berimbas memiliki nilai lebih buruk.
"Tergantung seberapa populer orang dengan lagu yang dijadikan ringtone ponsel, maka akan semakin buruk bagi fungsi kognitif mereka," tambah Shelton.

[ Read More.. ]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

fb comments