Jumat, 08 Maret 2013

Diabetes Melitus

sekarang aku akan sharing sedikit tentang Diabetes Melitus atau orang awam menyebutnya dengan penyakit kencing manis :)

Apasih Diabetes Melitus ? Mengapa bisa disebut dengan penyakit kencing manis? waahh bukan berarti rasanya manis yaa.. jadi jangan coba-coba :D
Diabetes Melitus merupakan penyakit dengan terdapatnya gula berlebih atau kenaikan kadar gula darah yang  disebabkan oleh faktor lingkungan (termasuk gaya hidup) dan genetik atau bisa keduanya. nah karena itulah disebut kencing manis. dan Hiperglikemia ini terjadi karena kurangnya sekresi insulin atau ada faktor yang menghambat kerja insulin seperti gangguan metabolisme Karbohidrat, protein dan lemak.

Klasifikasi DM menurut WHO 1985 adalah:
  1. Diabetes Melitus Tipe 1 (IDMM)
  2. Diabetes Melitus Tipe 2 (NIDDM). DM Tipe 2 juga terbagi lagi menjadi 2 yaitu Obese dan Non Obese
  3. DM Tipe lain. ini berhubungan dengan kondisi dan syndrom tertentu seperti Penyakit Pankreas, Penyakit akibat hormonal, dan kelainan insulin / reseptornya
  4. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) bisa mengenai Obese, non obese dan karena syndrom tertentu
  5. Diabetes Gestational
  6. Malnutrition Related DM
 
DIABETES MELITUS TIPE 1 (IDDM)
biasanya terjadi karena rendahnya kadar insulin endogen. dan DM tipe 1 ini meyoritas mengenai usia muda. gejalanya adalah:
  1. 3P. Poliuria, Polidipsi, dan Polifagia
  2. terjadi penurunan berat badan
  3. kelemahan
  4. terjadi gangguan penglihatan (penglihatan kabur)
  5. depresi Sistem Saraf Pusat
  6. Kesadaran Menurun

GANGGUAN METABOLISME KH
 
GANGGUAN METABOLISME PROTEIN
 

GANGGUAN METABOLISME LEMAK

 PERBEDAAN PATOFISIOLOGI PADA DM TIPE 1 DAN DM TIPE 2

PERJALANAN KLINIS
Pada IDDM atau DM Tipe 1 terbagi menjadi beberapa fase:
1. Fase Inisial
    terjadi saat timbul gejala sampai didiagnosis, baiasanya sering didahului infeksi, terjadi goncangan emosi dan trauma fisik
2. Fase penyembuhan
terjadi setelah beberapa hari mendapat terapi, sensistivitas jaringan terhadap insulin positif
3. Fase Remisi (honeymoon period)
kebutuhan akan insulin mulai menurun, bisa juga terjadi hipoglikemia dan berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.
4. Fase intensifikasi
16-18 bulan setelah diagnosis ditegakkan, terjadi kekurangan insulin endogen.

DIAGNOSIS LABORATORIUM
1. kadar glukosa darah plasma puasa:
  • vena > 140 mg/dL
  • darah vena / kapiler >120 mg/dL
  • kadar 2 jam pasca pemberian 17,5 g/KgBB 
  • vena >200 mg/dL
  • darah vena >180 mg/dL
  • darah kapiler >200 mg/dL
2. Glukosa dan benda keton dalam urin
3. DPL : hemokonsentrasi dan leukositosis
4. Hemoglobin glikosilat (HbA1C) meningkat
5. Lemak darah meningkat
6. insulin dan C-peptida (pmol/ml)
7. pH dan serum bikarbonat menunjukkan asidosis
8. peningkatan antibodi sel beta, autoantibodi insulin di serum.

PENATALAKSANAAN
1. pemberian insulin
  • untuk mengembalikan metabolisme kH, protein dan lemak ke keadaan normal. target kadar glukosa serum yang ingin dicapai adalah:
  • puasa 80-120 mg/dL
  • 2 jam sesudah makan <180 mg/dL
  • pada jam 03.00 pagi > 70 mg/dL.

perhatikan:
  • jenis preparat insulin (asal, awitan dan lama kerja)
  • dosis insulin
  • kapan pemberian insulin
  • cara penyuntikan insulin
  • penyimpanan insulin

2. tatalaksana dietetik
untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal, dengan menjamin kalori yang diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal, pertumbuhan pubertas, maupun aktivitas yang dilakukan.

3. Olahraga
pada pasien DM Tipe 1 yang kadar glukosanya terkendali sarankan olahraga untuk menurunkan kebutuhan insulin. tetapi perhatikan juga jenis olahraganya, intensitasnya, tingkat kebugaran dan kebiasaan pasien sehari-hari.

4. pemantauan mandiri
untuk penyakit kronik perlu pengobatan jangka panjang, untuk itu pasien dan keluarga harus bisa melakukan pemantauan sendiri kadar glukosa darahnya:
  • pemantauan reduksi urin
  • pemantauan glukosa darah
  • pemantauan komplikasi dan cara mengatasi

5. edukasi
berikan penyuluhan kepada pasien, keluarga, guru, dan dokter keluarga. penyuluhan juga tidak hanya dilakukan kepada penderita DM, tetapi juga dilakukan kepada masyarakat terutama yang memiliki risiko tinggi untuk menderita DM.

KOMPLIKASI DM
  1. komplikasi akut : Ketoasidosis Diabetik, Hipoglikemia (asimptomatik ringan, sedang, berat)
  2. komplikasi subakut : lipoatrofi dan lipohipertrofi, gangguan skeletal dan sendi, gagal pertumbuhan dll
  3. Komplikasi kronis : retinopati diabetika, nefropati diabetik, neuropati.
  4. prognosis bertambah sesuai lama sakitnya, tumbuh kembang terganggu.

| Free Bussines? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

fb comments